Di tengah belantara Papua Selatan, tepatnya di Kampung Basman, Kabupaten Mappi, hidup seorang perempuan tangguh yang tidak hanya menyandang gelar sebagai tenaga kesehatan, tapi juga menjadi harapan banyak warga di sekitarnya. Namanya Wike — seorang bidan asal Sulawesi yang telah mengabdikan dirinya sejak tahun 2017 untuk melayani masyarakat di pedalaman.
Wike bukanlah bidan biasa. Tugasnya tidak berhenti setelah membantu persalinan atau memeriksa kesehatan ibu dan anak. Ia hadir sebagai sosok yang turut merasakan denyut kehidupan warga. Ia mengenal tiap jengkal kampung, menyapa warganya dengan hangat, dan tak segan turun langsung membantu kebutuhan dasar mereka.
Melayani Lebih dari Sekadar Medis
Setiap hari, rumah Wike tak pernah sepi. Anak-anak datang berlari, orang tua datang perlahan, semua menuju tempat tinggal sederhana yang kini menjadi rumah harapan. Ada yang datang sekadar bermain, ada juga yang membawa hasil kebun atau hasil tangkapan sungai untuk ditukar dengan uang atau sembako.
Wike tak pernah mempermasalahkan bentuk tukarnya. Ia mengerti betul kehidupan masyarakat pedalaman yang tak semua memiliki akses ke pasar atau uang tunai. Karena itu, saat warga datang dengan pisang, sagu, ikan, atau hasil kebun lainnya, Wike menerimanya dengan senyum, dan menggantinya dengan kebutuhan pokok yang ia kumpulkan dari hasil donasi atau dana pribadinya.
Ia bahkan rela menyisihkan penghasilannya untuk membeli beras, minyak goreng, mie instan, hingga kebutuhan anak-anak seperti susu dan biskuit. Tak jarang, ia menyampaikan rasa syukur karena banyak orang di luar sana yang bersedia ikut berdonasi setelah melihat postingan-postingan kesehariannya.
Menebar Harapan Lewat Media Sosial
Aksi mulia Wike tidak berhenti di Kampung Basman saja. Ia mendokumentasikan kegiatan hariannya dalam bentuk video dan membagikannya lewat akun media sosial pribadi. Dari sinilah mata publik terbuka — bahwa di sudut paling timur Indonesia, masih ada banyak anak-anak yang tersenyum bahagia karena ada satu perempuan yang mau mengulurkan tangan, meski jauh dari pusat kota.
Postingan-postingannya sering kali menampilkan momen-momen penuh kehangatan: anak-anak duduk melingkar menonton video edukatif, ibu-ibu tersenyum menerima bingkisan sembako, hingga saat-saat ketika Wike membantu kelahiran bayi di tengah kondisi minim fasilitas.
Reaksi netizen pun tak kalah haru. Banyak yang terinspirasi, mengirim dukungan moral, bahkan menawarkan donasi. Wike sendiri tak pernah menyangka kegiatannya akan membawa dampak sebesar ini. Namun baginya, selama ia masih mampu, ia akan terus berbagi.
Tantangan di Ujung Negeri
Menjadi tenaga kesehatan di pedalaman tentu bukan hal mudah. Jarak tempuh ke kota bisa memakan waktu berjam-jam, akses komunikasi terbatas, belum lagi kondisi fasilitas yang sangat minim.
Namun semua itu tidak mematahkan semangat Wike. Ia telah beradaptasi dengan kehidupan masyarakat lokal. Ia tak segan menyusuri sungai, berjalan kaki ke kampung-kampung sekitar, atau menyeberang dengan perahu demi menjangkau warga yang membutuhkan.
Sikapnya yang rendah hati dan penuh kasih membuatnya dihormati oleh masyarakat sekitar. Banyak anak-anak yang kini menjadikannya panutan. Mereka bercita-cita ingin menjadi bidan atau perawat seperti “Mama Wike”, begitu mereka menyapanya.
Lebih dari Sekadar Profesi
Wike membuktikan bahwa menjadi bidan bukan hanya soal medis. Ini adalah tentang empati, tentang keberanian meninggalkan kenyamanan demi memberi harapan. Di saat banyak orang mengejar karier di kota besar, Wike memilih jalur yang lebih sunyi, namun penuh arti.
Ia tidak hanya menyembuhkan luka fisik, tapi juga mengisi kekosongan hati warga yang selama ini hidup dalam keterbatasan. Perannya menyatu dalam kehidupan masyarakat: sebagai ibu, sahabat, guru, sekaligus pelindung.
Harapan untuk Masa Depan
Kini, Wike masih aktif menjalani aktivitasnya seperti biasa. Setiap hari, ia membuka pintu rumahnya untuk siapa pun yang datang. Bantuan terus mengalir dari para donatur yang mengenal kisahnya lewat media sosial.
Ia berharap suatu saat nanti, akan ada lebih banyak tenaga kesehatan yang bersedia mengabdi di daerah terpencil. Ia juga berharap pemerintah dan lembaga-lembaga sosial bisa lebih memperhatikan masyarakat di pedalaman, baik dari sisi kesehatan, pendidikan, maupun ekonomi.
Karena seperti yang sering ia katakan, “Mereka tidak butuh belas kasihan, mereka hanya butuh kesempatan.”
Kisah Wike adalah pengingat bagi kita semua, bahwa satu tindakan kecil bisa membawa perubahan besar. Bahwa secercah cahaya bisa menyinari kegelapan yang lama tertutup.
Dan bahwa masih ada sosok seperti Wike — perempuan luar biasa yang rela menjadikan hidupnya sebagai lentera bagi mereka yang tinggal jauh di ujung negeri.
News
The Silent Signal That Changed Everything: How One Brave Girl Found a Family Through a Gesture
It was a typical sunny Sunday afternoon at a busy supermarket in Vila Esperança, a working-class neighborhood on the…
O Amor Nunca Parte: Maria Alice Comove Virgínia ao Revelar Recado do Vovô Mário do ‘Outro Lado’
Na mansão silenciosa de Goiânia, onde as lembranças pesam tanto quanto o ar nos corredores amplos, um momento de…
Virgínia leva as filhas a parque aquático de luxo em Dubai e diverte seguidores com rotina inusitada, mimos caríssimos e momentos de família
A influenciadora Virgínia Fonseca surpreendeu mais uma vez ao compartilhar com seus milhões de seguidores uma experiência cheia de…
Maria Flor emociona com mensagem para Zé Felipe enquanto Poliana enfrenta batalha silenciosa contra a dor
Num momento em que a vida pública e os bastidores se misturam intensamente, a família de Zé Felipe e…
Prisão, polêmicas e influência tóxica: a internet explode com escândalos envolvendo Hytalo Santos, Bia Miranda e até Virgínia Fonseca
O que era para ser apenas mais uma semana movimentada nas redes sociais se transformou num verdadeiro furacão de…
The Son of Lucero Uncovers a 19-Year-Old Family Secret That Changes Everything
For nearly two decades, José Manuel Mijares Ogaza believed he knew the full story of his family. Yet, a…
End of content
No more pages to load