Di balik gemerlapnya deru mesin bus mewah di jalan-jalan utama Pulau Jawa, berdiri sosok pria sederhana yang penuh ketekunan: Haryanto. Namanya kini menjadi ikon transportasi darat Indonesia berkat keberhasilannya mendirikan dan membesarkan Perusahaan Otobus (PO) Haryanto. Namun, siapa sangka bahwa perjalanan suksesnya dimulai dari titik nol sebagai penjual es keliling?

Haryanto lahir dan dibesarkan dalam keluarga sederhana di Kudus, Jawa Tengah. Masa kecilnya jauh dari kata mewah. Untuk membantu orang tua, ia pernah menjadi penjual es yang berkeliling dari kampung ke kampung. Dari sinilah, jiwa pekerja keras dan kemandiriannya mulai terbentuk.

Memasuki usia dewasa, Haryanto memilih bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat. Ia mengabdi sebagai prajurit dan meraih pangkat terakhir sebagai Kopral Kepala. Namun, gaji tentara yang kala itu hanya sekitar Rp18 ribu per bulan, membuatnya harus mencari cara lain agar bisa mencukupi kebutuhan hidup.

“Gaji tentara saat itu sangat terbatas. Saya tidak mau hanya bergantung dari situ. Maka saya cari pekerjaan sambilan,” ujar Haryanto mengenang masa-masa sulitnya.

 

 

Dari situlah, ia mulai merintis usaha agen tiket bus. Modalnya tidak besar, tapi ia punya tekad kuat. Sedikit demi sedikit ia menabung, hingga akhirnya cukup untuk membeli sebuah mobil angkot. Namun, untuk menutupi kekurangan dana, ia harus meminjam uang. Mobil angkot itu menjadi cikal bakal karier bisnis transportasinya.

Seiring berjalannya waktu, usaha angkot yang ia kelola mulai berkembang. Melihat peluang di sektor transportasi yang kian menjanjikan, Haryanto memberanikan diri untuk mendirikan perusahaan otobus. Maka pada tahun 2002, lahirlah PO Haryanto dengan hanya enam unit bus. Enam armada pertamanya didapat dari pinjaman bank, dan ia memulai operasional dengan rute Cikarang-Cimone.

Tidak mudah menjalankan bisnis transportasi. Tantangan datang dari berbagai arah: persaingan harga, keluhan pelanggan, hingga perawatan kendaraan yang mahal. Namun Haryanto tidak gentar. Ia selalu menekankan pentingnya pelayanan prima kepada para sopir dan kru bus.

“Penumpang adalah raja. Kalau mereka puas, mereka akan kembali. Kalau tidak, kita akan kehilangan kepercayaan,” tegasnya.

Strategi itu berhasil. Perlahan tapi pasti, nama PO Haryanto mulai dikenal. Bus-busnya identik dengan kenyamanan, keramahan awak bus, serta tepat waktu dalam keberangkatan. Armada PO Haryanto pun mulai menjelajah ke berbagai kota: Jakarta, Solo, Madiun, Ponorogo, hingga ke wilayah Madura seperti Pamekasan dan Sumenep.

Dalam kurun waktu kurang dari dua dekade, PO Haryanto berkembang pesat. Pada tahun 2021, perusahaan ini telah memiliki hampir 300 unit bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi). Mayoritas armada menggunakan mesin Mercedes-Benz dan Hino, dan dipercantik oleh karoseri ternama Adi Putro.

Tapi bukan hanya jumlah armada yang membanggakan. PO Haryanto juga dikenal sebagai perusahaan yang peduli terhadap karyawannya. Haryanto tidak segan memberikan bonus atau insentif bagi sopir dan kru yang berprestasi. Bahkan, dalam banyak kesempatan, ia turun langsung memberikan motivasi kepada staf lapangan.

Kunci sukses Haryanto bukan semata karena kerja keras, tapi juga karena sikap rendah hatinya. Meski kini sukses besar, ia tetap tampil sederhana dan tidak lupa dengan akar asalnya. Ia sering membagikan kisah hidupnya kepada anak muda sebagai inspirasi.

“Saya ingin generasi muda tahu bahwa sukses itu bukan soal warisan, tapi soal perjuangan. Saya ini cuma anak kampung, pernah jualan es, tapi saya yakin kerja keras pasti membuahkan hasil,” kata Haryanto.

Kini, nama PO Haryanto tidak hanya dikenal oleh para penumpang bus, tapi juga oleh para pecinta dunia transportasi darat. Banyak komunitas dan fans bus yang menjadikan armada PO Haryanto sebagai favorit karena desainnya yang keren dan kenyamanannya yang tiada dua.

Kisah Haryanto adalah bukti nyata bahwa seseorang bisa mengubah nasibnya dengan keberanian untuk bermimpi dan tekad untuk bekerja keras. Dari jalanan kampung dengan termos es, ia melaju ke jalan-jalan utama Indonesia dengan ratusan armada bus yang membawa ribuan penumpang setiap harinya.

Dari nol, menjadi pahlawan transportasi. Dari penjual es, menjadi pemimpin perusahaan otobus ternama. Itulah Haryanto, sang raja jalanan sejati.