Peran Mindset dalam Meraih Kesuksesan
Dalam setiap lapisan masyarakat, kita akan menemukan dua jenis manusia: mereka yang terus naik, dan mereka yang tetap diam — atau lebih buruk lagi, makin terpuruk. Salah satu faktor paling penting yang membedakan mereka adalah mindset atau pola pikir dalam menjalani hidup. Ini bukan sekadar soal kecerdasan, uang, atau koneksi. Mindset itu seperti akar sebuah pohon — tak terlihat di permukaan, tapi menjadi fondasi utama dari keberhasilan atau kegagalan seseorang.
Namun banyak yang bertanya: mengapa ada orang yang sekeras apapun berusaha tetap tidak bisa naik kelas? Dan mengapa yang lain, meski berasal dari latar belakang miskin, bisa mencapai puncak kesuksesan? Salah satu aspek yang jarang dibahas adalah pengaruh leluhur — warisan pola pikir, ketakutan, dan kepercayaan yang diturunkan dari generasi ke generasi.
SBY dan Mindset Disiplin serta Kehormatan
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikenal sebagai sosok yang sangat disiplin. Sebelum menjadi Presiden Indonesia, ia adalah seorang jenderal militer. Ia membawa pola pikir bahwa kesuksesan berasal dari strategi, kendali diri, dan dedikasi. Ucapannya selalu hati-hati, formal, dan terukur — cerminan langsung dari mindset-nya yang berakar pada rasa hormat dan kehormatan.
Ayahnya adalah seorang veteran militer, dan sejak kecil, SBY sudah terbiasa hidup dalam lingkungan yang penuh disiplin. Di sinilah kita bisa melihat pengaruh leluhur — sebuah budaya turun-temurun yang menjunjung tinggi hierarki, kekuatan dalam diam, dan martabat.
SBY tidak pernah menunjukkan kelemahan di depan publik. Ia memilih menjadi pemimpin yang memimpin dengan ketenangan dan aksi yang tenang. Ini adalah jenis mindset yang mungkin terlihat lambat, tetapi kokoh ketika berdiri. Banyak yang menyebut gaya kepemimpinannya sebagai “presidensial” — karena selalu mempertimbangkan citra dan simbolisme.
Jokowi dan Mindset Aksi serta Akar Rumput
Sementara itu, Joko Widodo — atau Jokowi — memiliki pendekatan berpikir yang sangat berbeda. Lahir dari keluarga biasa, ia tidak tumbuh dalam kekayaan atau kekuasaan. Ia pernah tinggal di rumah sangat sederhana, bahkan di atas perahu, dan mengalami berbagai bentuk kesulitan hidup. Dari sinilah terbentuk sebuah pola pikir yang unik: “solusi dulu, politik belakangan” dan “bekerja dulu, baru bicara.”
Jokowi adalah simbol aksi. Gayanya bukan basa-basi, melainkan pelayanan langsung. Ia lebih sering berada di lapangan daripada di kantor, lebih suka berjabat tangan daripada berpidato. Dalam pola pikir ini, kita melihat warisan leluhur — bukan dalam bentuk kekuasaan, tapi dalam bentuk perjuangan, kerendahan hati, dan kemampuan beradaptasi.
Ayahnya bukan tokoh terkenal, tetapi pelajaran hidup yang diwariskan dalam rumah mereka sangat kuat: rajin bekerja, jangan malu dengan pekerjaan, dan tetap jujur pada diri sendiri. Dari nilai-nilai sederhana ini lahirlah seorang pemimpin yang berani — bukan karena kekayaan atau gelar, tetapi karena pola pikir.
Pengaruh Leluhur terhadap Pandangan tentang Kesuksesan
Ada pepatah dalam budaya Asia: “Darah bukan air.” Banyak dari sifat, pendekatan, dan reaksi kita terhadap hidup adalah warisan — bukan hanya dalam bentuk gen, tapi juga dalam cerita, ketakutan, dan keyakinan yang ditanamkan sejak kecil. Seorang anak yang selalu diberi pesan: “jangan terlalu bermimpi, kita orang susah,” akan tumbuh dengan rasa takut terhadap ambisi. Sementara anak yang dibesarkan dengan kalimat: “rajin itu jalan menuju sukses,” akan tumbuh berani menghadapi kerja keras.
Pada SBY, warisan militer melahirkan pola pikir tentang keteraturan dan hierarki. Pada Jokowi, warisan rakyat kecil melahirkan pola pikir tentang pelayanan dan keadilan.
Bukan berarti salah satu lebih benar. Faktanya, keduanya sukses — tapi dalam wujud yang berbeda. Yang satu berhasil dalam hal citra dan diplomasi; yang lain sukses dalam koneksi dengan rakyat dan hasil nyata di lapangan.
Mindset “Kere” dan Mengapa Tak Bisa Naik Kelas
Di sisi lain, banyak orang tetap dalam kemiskinan bukan karena kekurangan kesempatan, tapi karena pola pikir yang dibentuk oleh ketakutan dan batasan. Mindset “kere” sering kali muncul dalam kalimat-kalimat seperti:
“Saya nggak mampu.”
“Kita nggak punya koneksi.”
“Memang begini nasib kita.”
“Yang kaya aja yang bisa sukses.”
Ini adalah mindset yang juga seperti diwariskan — dari orang tua, kakek-nenek, dan lingkungan yang tidak pernah mengajarkan bagaimana mempercayai diri sendiri. Masalahnya: ketika kita menerima pola pikir ini, secerdas apapun kita, kita tidak akan maju. Karena bahkan dalam pikiran kita sendiri, kita sudah kalah.
Bagaimana Mengubah Mindset
Kabar baiknya: mindset itu bisa diubah. Bisa diputus, bisa diganti — asalkan ada kesadaran yang cukup. Kamu bisa memilih, apakah ingin mengikuti pola pikir seperti SBY atau Jokowi. Kamu bisa meninggalkan ketakutan, dan menggantinya dengan aksi. Kamu bisa bertanya pada dirimu: “Kenapa bukan aku?”
Tak ada satu orang pun yang dilahirkan untuk kalah — kadang kita hanya mewarisi pola pikir kekalahan. Dan melalui pilihan untuk melihat hidup dengan cara baru, kita bisa memutus “kutukan” masa lalu.
Menuju Perubahan yang Lebih Luas
Filipina dan Indonesia punya banyak kesamaan cerita — sama-sama pernah dijajah, sama-sama mengalami kemiskinan, sama-sama berjuang untuk jati diri bangsa. Tapi pertempuran sejati saat ini bukan lagi senjata atau politik — melainkan pertempuran pola pikir.
Maka penting untuk bertanya: pola pikir seperti apa yang kamu pilih? Apakah pola pikir yang penuh batasan, atau pola pikir yang melihat kemungkinan?
SBY dan Jokowi — dua wajah dari kesuksesan, keduanya dalam dengan warisan, keduanya punya cerita. Mana yang akan kamu jadikan pegangan ketika kamu mulai ragu dalam hidup?
News
The Silent Signal That Changed Everything: How One Brave Girl Found a Family Through a Gesture
It was a typical sunny Sunday afternoon at a busy supermarket in Vila Esperança, a working-class neighborhood on the…
O Amor Nunca Parte: Maria Alice Comove Virgínia ao Revelar Recado do Vovô Mário do ‘Outro Lado’
Na mansão silenciosa de Goiânia, onde as lembranças pesam tanto quanto o ar nos corredores amplos, um momento de…
Virgínia leva as filhas a parque aquático de luxo em Dubai e diverte seguidores com rotina inusitada, mimos caríssimos e momentos de família
A influenciadora Virgínia Fonseca surpreendeu mais uma vez ao compartilhar com seus milhões de seguidores uma experiência cheia de…
Maria Flor emociona com mensagem para Zé Felipe enquanto Poliana enfrenta batalha silenciosa contra a dor
Num momento em que a vida pública e os bastidores se misturam intensamente, a família de Zé Felipe e…
Prisão, polêmicas e influência tóxica: a internet explode com escândalos envolvendo Hytalo Santos, Bia Miranda e até Virgínia Fonseca
O que era para ser apenas mais uma semana movimentada nas redes sociais se transformou num verdadeiro furacão de…
The Son of Lucero Uncovers a 19-Year-Old Family Secret That Changes Everything
For nearly two decades, José Manuel Mijares Ogaza believed he knew the full story of his family. Yet, a…
End of content
No more pages to load