DARI LAUTAN API lahir PAHLAWAN SEJATI! Abdul Rahman Agu tak dikenal sebelumnya, hingga aksinya menyelamatkan seorang anak saat kapal terbakar viral di seluruh negeri. Ia bukan petugas, tapi JANTUNGNYA bergerak karena titipan seorang ibu…
Abdul Rahman Agu: Pahlawan Sejati dari Lautan Api
Sebuah insiden tragis yang menimpa kapal penumpang di perairan Talise, Sulawesi Tengah, tidak hanya menyisakan duka mendalam, tetapi juga melahirkan satu sosok pahlawan yang tak pernah diduga. Nama Abdul Rahman Agu kini menjadi buah bibir di seluruh negeri setelah videonya saat menyelamatkan seorang anak kecil dari kapal yang terbakar menyebar luas di media sosial.
Ia bukan petugas penyelamat. Ia bukan relawan terdaftar. Tapi jantungnya bergerak karena satu hal: titipan seorang ibu yang mempercayakan hidup anaknya padanya.
Kronologi Kebakaran Mengerikan di Laut Talise
Kebakaran terjadi pada KM Gregorius Barcelona V, kapal yang tengah berlayar membawa puluhan penumpang menuju Kepulauan Togean. Api diduga berasal dari mesin belakang yang mengalami korsleting. Dalam sekejap, asap mengepul dan api membesar, membuat kepanikan massal di atas kapal.
Para penumpang berebut pelampung, banyak yang nekat melompat ke laut, termasuk anak-anak. Di tengah kekacauan itu, muncul sosok Abdul Rahman Agu yang tanpa ragu bergerak menolong penumpang lain—terutama anak kecil yang terjebak tanpa pelampung dan menangis histeris di bagian belakang kapal.
Momen Titipan Seorang Ibu
Salah satu bagian paling menyayat hati dari kisah ini adalah pengakuan Abdul Rahman sendiri. Dalam video live yang viral, terdengar suara seorang ibu menangis, memohon padanya, “Tolong anakku, Bang. Aku sudah tak sanggup berenang… Tolong, dia masih kecil…”
Tanpa banyak berpikir, Abdul Rahman mengambil anak itu dan segera mencari jalan keluar melalui celah sempit antara kobaran api. Ia menyelimuti tubuh sang anak dengan kain basah dan membawanya melompat ke laut, lalu berenang sekitar 200 meter ke arah perahu nelayan yang sedang mendekat.
“Saya capek, saya nyaris kehabisan napas. Tapi saya ingat wajah ibunya. Saya nggak bisa lepasin anak itu,” ujarnya kemudian.
Bukan Petugas, Tapi Hatinya Bergerak
Abdul Rahman Agu bukan anggota Basarnas, bukan kru kapal, dan bukan pula orang yang dilatih untuk penyelamatan. Ia hanyalah penumpang biasa, warga Desa Moutong, yang naik kapal untuk mengunjungi keluarganya di pulau seberang.
Namun dalam situasi hidup dan mati, nalurinya sebagai manusia, sebagai seorang kakak, bahkan sebagai ayah—berbicara lebih keras dari rasa takut. Itulah yang membuat aksinya begitu menyentuh banyak orang.
Viral dan Menuai Pujian
Video yang merekam detik-detik penyelamatan tersebut menyebar luas di TikTok, Instagram, dan Facebook. Netizen menyebutnya “Pahlawan Laut Talise”, bahkan membandingkannya dengan karakter-karakter heroik dalam film.
Tagar #AbdulRahmanAgu dan #PahlawanTanpaSeragam sempat menjadi trending. Ribuan komentar memenuhi unggahan video tersebut, sebagian besar berisi pujian dan doa. Banyak pula yang menuntut pemerintah memberikan penghargaan resmi atas keberanian luar biasa yang ia tunjukkan.
Kondisi Anak Selamat dan Respons Keluarga
Anak yang diselamatkan, diketahui berusia 5 tahun, kini dalam kondisi sehat meskipun sempat mengalami trauma ringan. Keluarganya tak berhenti mengucap syukur dan menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada Abdul Rahman.
“Kalau bukan karena dia, mungkin anak saya sudah nggak ada. Saya bahkan tidak tahu bagaimana harus membalas jasanya,” kata ayah sang anak sambil menitikkan air mata.
Harapan Akan Penghargaan Nyata
Pemerintah daerah telah menyatakan niat untuk memberikan penghargaan khusus kepada Abdul Rahman Agu. Beberapa tokoh masyarakat juga mengusulkan agar ia diberi peran dalam pelatihan penyelamatan atau bahkan menjadi duta kemanusiaan daerah.
Tapi bagi Abdul Rahman, ia tak butuh gelar atau pangkat. “Saya cuma manusia biasa yang kebetulan ada di sana. Saya cuma nggak mau lihat anak kecil tenggelam. Itu saja,” katanya dengan rendah hati.
Penutup: Dari Api, Muncul Cahaya
Tragedi kapal terbakar itu memang menyisakan luka, tapi dari kobaran api, muncul satu cahaya: keberanian, kemanusiaan, dan kasih sayang. Sosok Abdul Rahman Agu menjadi pengingat bahwa tidak dibutuhkan seragam atau pelatihan untuk menjadi pahlawan. Yang dibutuhkan hanyalah hati yang bersedia bertindak ketika orang lain memilih diam.
Semoga keberanian dan ketulusan Abdul Rahman menjadi inspirasi bagi banyak orang, dan semoga tidak ada lagi nyawa anak-anak yang bergantung pada keberuntungan semata di laut lepas.
News
BULAN AJARAN BARU, TAPI HATI IBU INI TERLUKA. Nur Febri Susanti, ibu dari dua anak, harus menerima kenyataan pahit
BULAN AJARAN BARU, TAPI HATI IBU INI TERLUKA. Nur Febri Susanti, ibu dari dua anak, harus menerima kenyataan pahit: anak-anaknya…
RAHASIA MESIR KUNO DI SEHELAI KAIN! Tunik berusia 4.500 tahun ini menyimpan lebih dari sekadar benang
RAHASIA MESIR KUNO DI SEHELAI KAIN! Tunik berusia 4.500 tahun ini menyimpan lebih dari sekadar benang—ada kisah masa lalu yang…
HUJAN DERAS MENGIRINGI KEHILANGAN. Sepasang kekasih asal Medan Labuhan meregang nyawa di jalan menuju Tele
HUJAN DERAS MENGIRINGI KEHILANGAN. Sepasang kekasih asal Medan Labuhan meregang nyawa di jalan menuju Tele. Motor tergelincir, bus melaju dari…
BUKAN PETUGAS, tapi PENYELAMAT! Lelaki tak dikenal muncul dari balik asap pekat dengan gadis kecil di pelukannya
BUKAN PETUGAS, tapi PENYELAMAT! Lelaki tak dikenal muncul dari balik asap pekat dengan gadis kecil di pelukannya. Detik-detik penyelamatan ini…
LENYAP DI TENGAH TUGAS! Gelang penuh kenangan yang selalu menemaninya sejak kecil hilang di hari ulang tahun ke-25.
LENYAP DI TENGAH TUGAS! Gelang penuh kenangan yang selalu menemaninya sejak kecil hilang di hari ulang tahun ke-25. Di balik…
GEMPAR! Bayi mungil ini selamat dari LAUTAN API di kapal yang terbakar di Laut Manado… Tapi sang ibu masih hilang tanpa jejak
GEMPAR! Bayi mungil ini selamat dari LAUTAN API di kapal yang terbakar di Laut Manado… Tapi sang ibu masih hilang…
End of content
No more pages to load